Contoh ceramah singkat – Sudah tidak terhitung lagi berapa kali kita sudah mendengarkan ceramah sepanjang hidup kita. Baik itu di sekolah, keluarga di rumah, dan di masyarakat, sangat sering kita dengar istilah ceramah dan bahkan kita menjalani langsung atau menerima apa yang disebut sebagai ceramah. Ceramah pada dasarnya merupakan sebuah proses edukasi yang pada umumnya bersifat preventif guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Ceramah disebut sebagai salah satu metode preventif yang bagus dalam menghindari atau menjauhkan hal-hal negatif dari lingkungan yang diinginkan. Walapun ceramah didominasi dengan komunikasi satu arah, belakangan sudah bayak penceramah yang melibatkan lebih banyak partisipasi audiens sehingga mampu mengurangi komunikasi satu arah dari si penceramah.
Nah berikut ini kami memberikan sebuah contoh ceramah singkat dengan tema yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Simak contoh ceramah singkat berikut ini.
Ceramah Singkat Tentang Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu atau menempuh masa pendidikan adalah awal dari sebuah perjalanan hidup manusia di belahan bumi manapun ia berada. Dengan adanya pendidikan, mereka bergaul dengan lingkungan dan menyikai hal-hal yang ada di sekitar mereka. Nah mari kita simak contoh ceramah singkat tentang menuntut ilmu berikut ini.
Assalamualaikum Wr Wb
Adik-adik sekalian yang saya hormati. Puja dan puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya kita semua dapat berkumpul dalam keadaan sehat.
Pada kesempatan yang luar biasa ini, izinkan saya untuk sedikit berbagi sebuah cerita dan pengalaman yang saya rangkum dalam ceramah singkat tentang dunia pendidikan atau proses menuntut ilmu.
Hadirin sekalian, saya yakin hadirin yang ada disini memiliki tingkat sekolah yang berbeda-beda, baik itu SMP, SMA, Kuliah S1, bahkan hingga S3. Namun apakah hadirin memiliki pekerjaan yang sama? Atau mungkin nasib yang sama? Saya rasa tidak. Pendidikan tidak menentukan nasib, atau pekerjaan. Apakah benar? Bisa jadi. Pekerjaan atau nasib ditentukan oleh tingkat pendidikan kita. Apakah benar? Bisa jadi.
Tidak ada yang bisa menjawab pasti. Karena memang tidak ada jawaban pasti. Ada yang sekolahnya hasnya sampai SMP, bisa jadi Menteri. Ada yang sekolahnya S3, mentok kerjaanya cuma jadi dosen. Walapun begitu, saya tidak menganjurkan hadirin sekalian, atau adik-adik yang masih sekolah untuk sekolah sampai SMP, atau bahkan sampai SMA. Tuntutlah ilmu setinggi yang kau bisa, bukan setinggi langit. Mengapa saya biang seperti itu? Saat ini, mari berpikir realistis saja. Kualitas yang mampu berbicara, walapun hanya sampai SMA namun kualitas anda sudah luar biasa, anda bisa melompat untuk mendapatkan pekerjaan yang sama dengan mereka yang kuliah. Kembali, ini soal kualitas. Bukam kuantitas atau banyaknya pendidikan yang ditempuh.
Pendidikan akan sangat berharga bila dihargai oleh yang melakukan proses pendidikan, atau yang menjalaninya. Saat pendidikan itu dihargai atau dihormati, prosesnya, tentu kedepa ia akan mendapatkan hasil yang maksimal dari apa yang telah dikerjakan sebelumnya.
Setinggi apapun ilmu dituntut namun tidak menghargai proses, sama saja dengan mengabaikan ilmu yang sedang dituntut. Walau sekolah tinggai-tinggi namun tak bisa menghargai sekecil apapun sebuah proses, di masa depan ilmu tersebut tak akan berfungsi. Maka dari itu, apapun adanya, syukuri, nikmati prosesnya, dan dapatkan kualitas terbaik untuk hasilnya.
Hadirin sekalian, mari kita saling ingatkan untuk tetap ingat pada sebuah proses, tidak ada yang instan, kecuali mie instan. Semoga ceramah kali ini dapat membukakan sedikit cakrawala bahwa batapa pentingnya proses dari sebuah pendidikan itu untuk kemudian di suatu hari ilmu tersebut berguna baik untuk kita bekerja atau berusaha sendiri.
Terima kasih, mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan.
Waalaikumussalam Wr Wb