Pada akhir tahun 2021 terjadi kenaikan penjualan atas rumah di daerah Jabodetabek Banten. Terlihat dari data bahwa terjadi pergeseran permintaan ke menengah ke bawah dengan harga rumah paling tinggi 1,2 miliar unitnya.
Data menyatakan bahwa terjadinya pertumbuhan unit rumah yang terjual sekitar mencapai 9,3%. Sementara untuk unit rumahnya terjual sebanyak 2502. Jumlah itu lebih banyak daripada Kuartal sebelumnya yang hanya terjual 2.290 unit rumah.
Akan tetapi kenaikan jumlah penjualan unit tersebut tidak dibarengi dengan peningkatan nilainya. Adapun penurunan nilainya mencapai 15,7 persen dari yang sebelumnya Rp2,39 triliun kini hanya Rp2,01 trilliun.
Jika dilihat dari penjualan yang ada, maka kenaikan harga rumah banyak didominasi wilayah Bogor yang mencapai peningkatan hingga 31,9%. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya pergeseran pasar ke segmen yang lebih rendah daripada tahun sebelumnya.
Adapun untuk penjualan rumah ready stok mengalami peningkatan sebesar 7 6,8%. kenaikan terjadi karena adanya program insentif pajak tambahan properti yang dinyatakan berlaku mulai tanggal 1 Maret 2020 oleh pemerintah.
Kebijakan itulah yang membuat harga rumah di daerah Bogor menjadi lebih terjangkau. Namun di lain pihak peningkatan penjualan di bawah itu membuat harga tanahnya merangkak naik. Sejalan dengan hukum ekonomi yaitu jika ada permintaan yang tinggi dengan sumber daya yang terbatas maka pasti harganya naik.
Dengan data yang diperoleh pada akhir tahun 2021, maka diperkirakan bahwa penjualan rumah sampai dengan harga Rp1,2 miliar per unitnya akan mengalami peningkatan cukup drastis.
Reset Indonesia memprediksi bahwa lokasi perumahan yang di daerah Bogor Depok Tangerang dan Bekasi akan menjadi sasaran wilayah bagi peningkatan rumah ready stock di Tahun 2022 ini.
Pasar terbesarnya adalah kelompok milenial serta keluarga baru yang membutuhkan rumah pertama dengan harga yang terjangkau. Selain itu pula konsep hunian yang diinginkan oleh kelompok tersebut juga minimalis sesuai dengan gaya hidup mereka yang model.
Umumnya tema desain yang dilirik adalah yang praktis dan efisien serta memiliki kecenderungan untuk membantu meningkatkan produktivitas. Misalnya wilayah yang yang sudah dilengkapi dengan fasilitas pendukung.
Selain itu pula kalangan ini juga menginginkan rumah yang tidak terlalu besar agar mudah perawatannya dan tidak membutuhkan waktu terlalu. Hal Itu sejalan dengan kesibukan kaum milenial dan generasi muda yang cenderung mobile dan menghabiskan banyak waktu di tempat lain atau kantor.
Karenanya wajar jika banyak yang mencari tanah dijual di Bogor terutama pengembang sebagai calon lahan untuk perumahan. Hal ini didorong karena adanya PPN properti untuk rumah dengan maksimal harga Rp 2 miliar.
Sementara itu di masa mendatang tetap akan terjadi peningkatan penjualan rumah tapak dengan segmentasi menengah ke bawah. Sehingga, banyak developer yang kemudian membangun hunian tersebut atas permintaan konsumen.