Sejak kemunculan virus corona, berbagai istilah medis seperti rapid test, swab, dan PCR menjadi sangat sering kita dengar. Ketiga istilah ini sangat berkaitan dengan diagnosis COVID-19. Namun sayangnya tidak sedikit orang yang kerap salah mengartikan pengertian dari ketiga istilah tersebut. Maka dari itu, sebagai masyarakat awam, kita sangat disarankan untuk memahami apa itu rapid test, swab, dan PCR. Jangan sampai saat ada teman atau saudara yang melakukan layanan rapid test di rumah, di laboratorium, atau di rumah sakit tertentu, Anda tidak mengerti maksud tujuannya bahkan perbedaannya dengan swab ataupun PCR.
Perlu diketahui bahwa rapid test, swab, dan PCR merupakan istilah dalam metode pemeriksaan medis yang bertujuan untuk mengetahui keberadaan COVID-19 dalam tubuh seseorang. Sehingga nantinya dokter bisa membuat diagnosis COVID-19 setelah menjalani berbagai pemeriksaan tersebut. Tetapi sebenarnya untuk swab dan PCR itu saling berkaitan, namun tidak dengan rapid test. Jika Anda selalu mengikuti perkembangan berita COVID-19, tentu penjelasan mengenai rapid test sudah sangat paham.
Untuk melakukan pemeriksaan rapid test menggunakan cartridge untuk melihat adanya antibodi di dalam tubuh manusia ketika ada infeksi virus. Test ini dilakukan untuk menyaring pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) dengan mengambil sampel darah dari jari (kapiler) atau dari vena. Untuk mendiagnosis COVID-19, tingkat keakuratan rapid test bisa mencapai angka 90%. Untuk mengetahui hasil testnya ini bisa dibilang tidak memakan waktu lama.
Untuk harga alat rapid test pun terbilang cukup terjangkau. Sehingga memungkinkan banyak orang untuk periksa sekaligus dalam satu waktu. Bahkan saat ini, rapid test ada yang bisa mendeteksi antibodi dan ada juga yang bisa mendeteksi antigen. Namun untuk yang bisa mendeteksi antigen, belum begitu banyak laboratorium yang melakukannya. Pada rapid test yang bisa mendeteksi antibodi tidak bisa untuk mendeteksi di awal sakit, lantaran belum terbentuk antibodi atau bisa juga karena antibodinya masih rendah.
Jika itu tadi sekilas gambaran tentang rapid test, maka selanjutnya Anda perlu mengetahui perbedaannya dengan swab dan PCR. Swab test covid merupakan cara untuk memperoleh bahan pemeriksaan atau sampel. Proses swab dilakukan pada nasofaring atau orofarings. Untuk pengambilan swab yaitu dengan mengusap rongga nasofaring atau orofarings menggunakan alat tertentu, seperti kapas lidi khusus. Sedangkan untuk PCR merupakan singkatan dari Polymerase Chain Reaction, yaitu metode pemeriksaan virus COVID-19 dengan cara mendeteksi DNA virus.
Jika tadi dikatakan tingkat keakuratan rapid test mencapai 90%, namun pemeriksaan RT-PCR dinilai jauh lebih akurat lagi. Bahkan metode pemeriksaan PCR sangat direkomendasikan oleh WHO dalam mendeteksi virus corona. Hanya saja pemeriksaan PCR lebih rumit prosesnya dan harga alatnya jauh lebih mahal. Selain itu hasil pemeriksaan juga jauh lebih lama diketahui dibandingkan dengan rapid test. Jika disimpulkan, perbedaan antara rapid test dengan swab dan PCR, adalah sebagai berikut:
- Apa yang diambil.
Pada rapid test yang diambil adalah sampel darah dengan cara menusuk jari atau darah dari vena. Sedangkan untuk swab-PCR melalui rongga nasofaring atau orofarings.
- Prosedur.
Pada pemeriksaan rapid test memiliki prosedur yang lebih sederhana dan cepat, sedangkan swab-PCR jauh lebih rumit dan memakan waktu.
- Hasilnya.
Hasil yang didapatkan pada rapid test adalah reaktif atau non reaktif, sedangkan pada swab-PCR adalah antara positif atau negatif.
Bagi masyarakat yang ingin melakukan skrining, rapid test lebih direkomendasikan. Karena bisa dilakukan secara mandiri dengan layanan rapid test di rumah tanpa harus ke rumah sakit.