Dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah berupa skripsi, jurnal, tesis, ataupun yang lainnya, tentu saja harus disertai beberapa kutipan dari para ahli untuk memperkuat intensitas fakta-fakta karya tulis yang telah dibuat. Sehingga saat dilakukan uji plagiasi dengan cek Turnitin, maka tingkat plagiasinya akan sangat tinggi jika tidak melakukan cara yang tepat.
Untuk standarisasi tingkat kelolosan uji turnitin pun berbeda-beda pada setiap kampus. Ada yang memberi standar kelolosan minimal 30%, ada yang 20%, bahkan hingga 10%. Untuk itu, perlu dilakukan sebuah teknik agar karya tulis yang telah dibuat terbebas dari plagiarisme. Plagiarisme merupakan tindakan mereduplikasi sebuah karya yang tentunya sangat dilarang untuk dilakukan. Mudahnya dalam mengakses internet memberi kemudahan pada banyak orang dalam menemukan banyak referensi. Dan dengan adanya kemudahan tersebut, justru banyak orang yang malah menginginkan suatu hal yang bersifat instan. Dengan kata lain, walaupun diberikan banyak referensi dari internet, tetap saja masih banyak yang melakukan plagiasi terhadap karya ilmiah yang telah dibuat. Padahal seperti yang kita ketahui, keaslian atau keabsahan suatu karya merupakan sebuah hal yang penting dan todak boleh diabaikan
Merujuk pada hal itu, pantas saja tak sedikit kasus yang kita temui bahwa mahasiswa tidak jarang melakukan plagiasi terhadap suatu karya ilmiah yang telah dibuatnya, bahkan seperti kasus yang kemarin, terdapat juga kasus bahwa dosen melakukan plagiasi terhadap suatu karya ilmiah. Hal tersebut sungguh miris karena dilakukan oleh pelaku akademis itu sendiri yang seharusnya menjadi contoh yang baik untuk siapa pun.
Dengan demikian, uji plagiasi turnitin sangat dibutuhkan untuk mengetahui kadar plagiarisme pada sebuah karya ilmiah.
Mengapa harus menggunakan Turnitin?
Turnitin adalah suatu program yang memeriksa tingkat plagiasi dengan melalui perbandingan tingkat similarity konten atau artikel yang sudah disimpan secara otomatis. Dengan menggunakan turnitin, tentunya kita akan mengetahui tingkat kemiripan atau similirity suatu karya ilmiah yang telah kita buat dengan suatu konten lain yang memang sudah ada sebelumnya. Turnitin dapat mengukur seberapa besar tulisan tersebut terkena plagiasi saat dilakukan pengecekan. Besaran dalam pengujian tersebut dinyatakan dalam bentuk persen.
Turnitin akan menguji keabsahan karya ilmiah yang sudah kita buat dengan cara membandingkan tulisan-tulisan yang terdapat dari beberapa sumber. Turnitin memiliki tiga sumber, yakni dari referensi akademik yang berupa buku, jurnal, artikel, publikasi ilmiah, serta sebagainya, kemudian dari sumber internet yang berupa web, blog, dan lain-lain, serta sumber dari database lokal pada tiap-tiap lembaga.
Untuk yang suka melakukan copy paste pada suatu dokumen, maka saat akan diuji plagiasi turnitin akan langsung terlihat tulisan yang ditandai dengan berbagai warna sebagai kemiripan pada konten ataupun artikel lain. Artikel atau konten lain tersebut tentunya berasal dari sumber yang sama pada karya ilmiah yang telah dibuat. Dengan demikian pada saat dilakukan uji lolos tersebut, kemiripan karya ilmiah dengan konten lain pun akan segera terlihat disertai munculnya persentase tingkat kemiripannya. Biasanya persentase tingkat kemiripan akan ditandai dengan warna merah. Hal ini berarti bahwa tulisan yang ditandai warna merah tersebut paling banyak kemiripannya dibandingkan dengan tulisan yang lain.
Turnitin bekerja dengan melalui pemeriksaan sebuah tulisan yang menyamakan teks (Originality Check), pemeriksaan dalam bentuk digital (GradeMark Digital Assesment), pemberian hasil pemeriksaan yang berdasarkan ketentuan (PeerMark), serta pemeriksaan secara online yang kemudian memberikan tugas (GradeBook).
Cara mengecek plagiarisme dari program Turnitin pun tidak sulit untuk dilakukan jika mengikuti mekanisme yang ada, yakni melakukan submit atau upload dokumen karya ilmiah yang hendak dilakukan pengecekan, yakni seperti jurnal, skripsi, tesis, disertasi, serta sebagainya. Tapi yang perlu kita ketahui, bahwa pengecekan Turnitin secara gratis hanya dapat dilakukan oleh Lembaga perguruan tinggi ataupun sebuah lembaga sudah memperoleh lisensi secara resmi.
Jika yang melakukan pengecekan plagiarisme adalah orang yang lingkupnya di luar lembaga ataupun institusi yang mendapatkan lisensi tersebut, maka yang terjadi adalah bias pada hasil scan yang telah dilakukan. Sebab individu tersebut mengikuti mekanisme yang tidak sama dengan lembaga resmi yang sudah mendapatkan lisensi untuk pemgecekan plagiasi pada program Turnitin.
Setelah hasil didapatkan melalui pengecekan, kita akan mengetahui perihal lolos tidaknya karya ilmiah tersebut. Jika melewati suatu batasan ataupun standar persentase yang telah ditentukan, maka karya ilmiah tersebut dinyatakan lolos Turnitin dan terbebas dari plagiasi.
Keunggulan menggunakan Turnitin adalah karena terdapatnya arsip atau back up database dengan memori penyimpanan yang memadai sehingga sangat luas untuk digunakan tanpa batasan apa pun
Kualitas dalam melakukan pengkoreksian suatu karya ilmiah yang sangat baik menjadikan program Turnitin diakses berbagai civitas akademik, yakni berbagai Universitas ternama di Tanah Air ataupun di luar negeri.
Turnitin sangat dipercaya dan digunakan sebahagian besar pelaku akademis di seluruh dunia, yakni siswa, dosen, guru, researcher, instruktur, serta mahasiswa yang hendak membuat jurnal ataupun melakukan tugas akhirnya, yakni menyusun skripsi.
Dengan demikian, maka uji plagiasi melalui Turnitin sangat penting untuk dilakukan agar mengetahui kadar plagiasi yang terdapat pada suatu karya ilmiah yang sudah kita buat. Dan agar dapat lolos dari uji plagiasi Turnitin tersebut, tentunya ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yakni:
-
Dilarang melakukan Copy Paste
Dalam menyusun sebuah karya ilmiah, tentunya sangat tidak diperbolehkan dalam melakukan Copy Paste dari dokumen lain. Tindakan ini sama saja halnya dengan menjiplak karya orang lain, bahkan teks yang telah dibuat orang lain tersebut. Tentunya saat melakukan uji plagiasi pada Turnitin, pastinya akan menghasilkan persentase similarity yang sangat tinggi.
-
Mencantumkan Sumber
Pada saat menyusun sebuah karya ilmiah, sangat dianjurkan untuk mengambil kutipan dari para ahli supaya dapat memperkuat suatu statement yang dibahas pada karya ilmiah tersebut. Namun walaupun demikian, kita juga harus mencantumkan sumber asli di mana kutipan tersebut kita ambil. Maka dengan hal ini, tentu saja kita dapat terlepas dari anggapan karya pribadi yang nyatanya tidak orisinil.
-
Tidak mengutip dari dokumen resmi
Cara lain agar dapat lolos uji plagiasi pada Turnitin adalah tidak mengutip dari dokumen resmi, seperti Peraturan Pemerintah, Undang-undang, Peraturan Daerah, Keputusan Presiden, serta dokumen-dokumen lain yang bersifat legal. Mengutip dari dokumuen-dokumen resmi seperti yang telah disebutkan akan menyebabkan persentase yang tinggi pada tingkat similarity atau kemiripan. Dengan persentase yang sangat tinggi tersebut, tentunya sangat sulit agar bisa lolos uji plagiasi Turnitin. Maka dari itu, dalam membuat ataupun menyusun suatu karya ilmiah harus dapat memilah sumber mana yang sebaiknya dapat dijadikan referensi. Dengan demikian, persentase tingkat kemiripan atau similarity tentunya akan lebih kecil dan lebih memudahkan dalam lolos uji plagiasi Tunitin.
-
Menggunakan cara Parafrase
Parafrase adalah suatu cara dengan menulis ulang kembali suatu gagasan yang diambil dari suatu sumber atau kutipan dengan menuangkan bahasa sendiri. Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian fparafrase adalah pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi tuturan yang lain tanpa mengubah pengertian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrase merupakan penguraian kembali suatu teks atau karangan dalam bentuk susunan kata-kata yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi. Parafrase dapat mengurangi tindakan dalam melakukan plagiasi dengan menulis ulang kembali suatu gagasan pada paragraf yang dikutip.
Dalam melakukan parafrase ini, dibutuhkan penyampaian gagasan secara tepat dan jelas. Cara ini merupakan cara paling aman dan manual agar bisa lolos uji plagiasi Turnitin.
Lalu, bagaimana caranya melakukan parafrase?
Ada beberapa cara dalam melakukan parafrase agar lolos uji plagiasi dari Turnitin, yakni sebagai berikut:
-
Baca dan pahami arti dari setiap paragraf
Pastikan kita sudah memahami apa maksud dari paragraf atau gagasan yang hendak kita kutip. Hal ini tentunya memudahkan kita dalam menuangkan gagasan tersebut ke dalam bahasa sendiri.
-
Temukan inti atau pokok bahasan dari setiap paragraf
Hal yang seharusnya kita lakukan adalah menemukan inti atau pokok bahasan dari setiap paragraf yang hendak kita kutip. Setelah menemukan pokok bahasan atau inti tersebut, maka kita akan mengetahui “Apa yang sebenarnya dibahas” pada paragraf tersebut.
-
Tulis pokok bahasan atau inti dari setiap paragraf yang telah ditemukan
Setelah menemukan pokok bahasan atau inti dari setiap paragraf, maka hal yang selanjutnya dapat dilakukan adalah menuliskan dalam bentuk kerangka ataupun outline. Ini akan sangat memudahkan kita dalam menuangkan kembali gagasan yang telah kita kutip. Kita akan lebih mudah dalam mengembangkan pokok bahasan atau inti yang sudah kita temukan. Maka dari itu, cara ini sangat penting untuk dilakukan.
-
Kuasai sinonim atau persamaan kata dalam Bahasa Indonesia
Jika kita banyak menguasai sinonim atau persamaan kata pada Bahasa Indonesia, tentunya kita tidak akan kesulitan dalam menguraikan ataupun menulis kembali gagasan yang telah kita kutip. Kita akan dengan mudahnya menulis dengan bahasa sendiri apabila sering memperkaya sinonim atau persamaan kata dalam bahasa Indonesia.
-
Dalam melakukan parafrase atau menulis ulang kembali gagasan
kita harus membedakan fakta, data, serta opini yang telah kita buat. Hal ini harus dilakukan agar tidak ada kesalahpahaman atau anggapan atas pernyataan milik pribadi yang padahal milik orang lain.
-
Latih kemampuan menulis dengan membaca
Dalam mengasah kemampuan menulis kita agar lebih baik lagi melakukan parafrase, maka cara yang harus kita lakukan adalah banyak membaca. Dengan membaca, tentunya wawasan atau kosakata kita dalam menulis akan bertambah secara otomatis. Hal ini akan memudahkan kita dalam menguraikan atau menuangkan kembali gagasan yang telah kita kutip dari suatu sumber.
-
Uraikan kembali kerangka atau outline yang telah dibuat
Saat sudah menemukan pokok bahasan atau inti dari setiap paragraf, maka kerangka pun telah dibuat. Setelah kerangka tersebut sudah disusun, maka kerangka tersebut dapat kita uraikan atau kita kembangkan menjadi sebuah tulisan. Hal ini tentunya menjadikan tulisan kita akan bersifat orisinil yang dapat diuji keabsahannnya karena dibuat dengan berdasarkan rujukan yang menjadi referensi yang absah.
Setelah mengetahui cara-cara yang telah dipaparkan di atas agar dapat lolos uji plagiasi turnitin, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa cara yang paling tepat dan aman adalah dengan melakukan teknik parafrase walaupun prosesnya cukup lama. Dengan melalui proses penulisan ulang atau melakukan parafrase, hal tersebut akan memberi kemungkinan bahwa sebuah karya ilmiah dapat lolos uji Turnitin dan bebas plagiasi. Hal tersebut juga diasumsikan selaku sebuah perbuatan yang boleh untuk dilakukan meskipun menggunakan gagasan orang lain. sebab pada dasarnya, ide seseorang itu digunakan utnuk referensi atau rujukan agar informasi yang dipaparkan menjadi lebih diyakini kebenarannya.
Dengan melakukan teknik cara parafrase tersebut, kita bisa menjelaskan serta menguraikan dengan lebih rinci dan detail mengenai pokok bahasan pada paragraf kutipan yang diambil. Selain itu, dengan menggunakan teknik parafrase ini juga akan membuat kita jadi lebih bebas bisa menuangkan penjelasan yang terkait, tapi tetap berlandaskan sumber ide.
Setiap orang yang melakukan teknik parafrase akan memperoleh suatu proses yang baik atau bisa dikatakan dapat mengasah kemampuannya dalam mengembangkan ataupun menguraikan sebuah gagasan. Dalam hal ini, tentunya dalam melakukan parafrase dibutuhkan kemampuan yang baik dalam menulis. Kemampuan dalam menulis tersebut merupakan keterampilan yang seharusnya dimiliki dalam melakukan transfer gagasan yang sudah dirumuskan atau dikonsepkan.
Penulis yang melakukan parafrase hendaknya memilih tema atau judul yang relevan terhadap suatu karya ilmiah yang ingin dibuat. Dalam melakukan parafrase tersebut, tentunya pokok bahasan pada paragraf yang dikutip memiliki keterkaitan terhadap bahasan pada karya ilmiah yang akan dibuat. Sehingga karya ilmiah yang dibuat tersebut dapat diuji keabsahannya serta dapat diperkuat pernyataannya dengan adanya teknik parafrase yang dilakukan.
Teknik parafrase ini sebenarnya juga dapat dinamakan sebagai hal meminjam ide, tapi menggunakan bahasa sendiri dan tidak melakukan plagiasi seperti halnya Copy Paste ataupun menjiplak. Maka dari itu, teknik parafrase dapat dikatakan sebagai cara yang paling aman dalam membuat ataupun menyusun karya ilmiah.
Terkait hal parafrase tersebut, banyak juga yang membuka jasa pelayanan untuk mengecek uji lolos Turnitin. Pelayanan itu pun kerap kali digunakan banyak mahasiswa untuk mengecek karya ilmiah dengan cara praktis dan cepat. Salah satu jasa pengecekan plagiasi itu ialah Khairpedia Boyolali.
Selain memberikan pelayanan berupa pengecekan lolos uji plagiasi Turnitin, Khairpedia juga membuka jasa untuk melakukan parafrase secara aman. Jasa parafrase tersebut tentunya memiliki kualitas yang mumpuni dan dapat dipercaya. Jasa parafrase Khairpedia Boyolali sudah dikenal luas oleh kalangan akademis dan tentunya sudah berpengalaman dalam melakukan parafrase berupa skripsi, tesis, disertasi, serta sebagainya.
Jasa parafrase Khairpedia Boyolali sudah dipercaya oleh semua kalangan akademis, yakni dosen, mahasiswa, serta sebagainya. Dengan tujuan memprioritaskan kualitas tulisan dan keabsahan, jasa parafrase Khaipedia Boyolali tentunya memberikan pelayanan yang sangat baik untuk pelaku akademis yang mempercayakan jasanya dalam melakukan parafrase tersebut. Selain itu, Khairpedia Boyololali juga memberikan garansi dalam kelolosan uji plagiasi Turnitin. Jika karya ilmiah yang diparafrase belum lolos uji plagiasi Turnitin saat dilakukan pengecekan, maka akan dilakukan parafrase lagi hingga karya ilmiah tersebut dinyatakan lolos dalam uji plagiasi Turnitin saat dilakukan pengecekan sesuai standarisasi yang diberikan kampus.
Khairpedia pun telah banyak memiliki testimoni dalam melakukan parafrase karena pengerjaannya yang sangat cepat. Jasa parafrase tersebut dapat melaksanakan pekerjaannya hanya dalam hitungan hari yang sudah dipastikan karya ilmiah tersebut lolos uji plagiasi pada Turnitin.